بسم الله الرحمن الرحيم
Lafadh "Albasmalah" di zona Hakikat
Kita hafal hadits shohih
كُلٌِّ أٓمْرٍ ذِى بٓالٍ لا يُبْدٓأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ فٓهُوٓ أٓبْتٓرُ ... وٓ فِى رِوٓايٓةٍ فٓهُوٓ أٓقْطٓعُ
Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan "bismillah" di dalamnya maka kurang (nilainya)
Dalam satu riwayat terputus.
Hadits ini sebagai dasar disunnahkannya baca bismillah dalam aktifitas ibadah apa saja, baik ibadah mahdhoh (murni) seperti wudhu, sholat dst maupun ghoiru mahdhoh (tdk murni) seperti makan, minum dst.
Artinya kalau kita baca bismillah akan dapat pahala kesunahan, kalau tdk baca ya tidak dapat.
(dalam zona syariat).
Mari kita tingkatkan baca "bismillah" dari zona syariat ke hakikat dengan menganalisa hadits itu dari segi linguistic, khususnya makna huruf "ب" di awal basmalah.
Huruf (ب) dalam mempunyai arti yang banyak sekali.
Beberapa contoh:
اكتب الدرس بالقلم
Saya menulis dengan pulpen. (alat)
يبكى الولد بموت أبيه
Anak itu menangis dg sebab kematian bapaknya (sebab)
و امسحوا برؤوسكم ..(الٱية)
Dalam berwudhu ada khilaf.
Imam Syafii :
Usaplah sebagian kepala kalian (sebagian)
Imam Malik :
Usaplah seluruh kepala kalian (ilshok/seluruh
Seorang guru mewakili kepsek memberi sambutan
أقوم هنا بسم رئيس المدرسة ...
Saya berdiri di sini atas nama kepala sekolah (mewakili)
أسكن بمدينة شربون
Saya tinggal di kota Cirebon (bermakna فى)
Dan seterusnya masih banyak.
Dari beberapa makna tersebut di atas insya Alloh makna "ب" dalam lafadh "bismillah" yang paling pas diterjemahkan dengan "atas nama"
Kenapa?
Kalau diartikan dengan yg lain nanti Alloh nya sebagai apa?
Ini sesuai dengan
و الله خلقكم و ما تعملون (الٱية)
Alloh menciptakan kalian dan apa yg kalian perbuat (ciptaanNya)
Jadi kalau kita akan berwudhu atau sholat (misalnya) kemudian kita baca "bismillah" dalam hati kita tersirat saya tidak bisa berwudhu kecuali diwudhukan oleh Alloh, dan tidak bisa mengerjakan sholat kecuali disholatkan oleh Alloh.
Ini akan sama artinya dg
لا حول و لا قوة الا بالله (الحديث)
Tidak ada daya mengerjakan suatu kebaikan kecuali dikerjakan oleh Alloh dan tidak bisa terhindar dari kejelekan kecuali dicegah oleh Alloh.
Juga sesuai dengan narasi (shufiyah) yang telah lalu
العارفون لا يرون لأنفسهم شيأ
و يشهدون أن الفاعل هو الله
Orang2 yg sudah sampai ke zona makrifat tidak merasa memiliki apa2 dan bersaksi/meyakini bahwa yang "berperan/aktornya" se-mata2 hanyalah Alloh Swt.
Dalam kata lain kita ini bukan siapa2, tidak punya apa2 dan tidak bisa apa2.
Dengan demikian hilanglah "keakuan diri" kita bahasa shufiyahnya kita telah masuk ke zona "fana'" (hilang) /hakikat dirinya dan di luar dirinya (alam semesta) tidak yang ada cuma Alloh.
Inilah الدين الحق agama yang hakiki atau
دين التوحيد
Agama pengesaan thd tuhan atau (Ketuhanan Yang Maha Esa) menurut para finding father negara kita.

