بسم الله الرحمن الرحيم
Muroja'ah:
___________________________________
Kalau kita sekarang ini diibaratkan orang yang sedang mengadakan perjalanan, mau kemana sebetulnya kita ini?
إلٰى أيْنَ نَذْهَبُ ؟
Ke mana kita pergi?
Apa tujuan hidup kita ini?
Tentu jawabannya macam2 sesuai dengan daya talar dan pemahamannya masing2.
Diantara jawaban2 itu:
-untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
-untuk memperoleh ridho Alloh swt.
-mengumpulkan pahala sebanyak mungkin untuk bekal di akhirat nanti.
-ingin dimasukkan ke sorga dan dijauhkan dari api neraka.
-dst ...dst
Jawaban2 itu bisa dibenarkan dan ada dasarnya.
Pada intinya jawaban2 itu sama cuma beda ungkapan saja.
Kita semua menyadari dan meyakini bahwa kita akan kembali ke hadirat Ilahi, sebagaimana Alloh swt bersabda:
اِنَّا لِلّٰهِ وَ انَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ (البقرة ١٥٦)
Sesungguhnya kita adalah milik Alloh dan hanya kepadanya kita kembali.
Kita semuanya menyadari tentang itu, tapi pada umumnya kesadaran itu diartikan setelah mati.
Kapan sebetulnya kita harus kembali ke hadirat Ilahi?
Setelah al Faqir digerakkan oleh Alloh swt untuk mengadakan kajian tentang ilmu hakikat (tasawuf) dan diberi olehNya pemahaman tentan الدين الحق atau
دين التوحيد
termasuk di dalam tentang tujuan hidup yang hakiki, yaitu:
"Kembali ke Alloh swt sebelum kita dikembalikan olehNya secara paksa (mati)"
Dan alhamdu lillah pemahaman itu dibenarkan oleh beberapa kiai khususnya para salikin, dan lebih khususnya lagi pentashihan dari kakek ke 5 Abuya Mbah K Kriyan dan disuruh untuk meneruskan ajaran/ ilmu tersebut.


