Setelah ruh ditiupkan ke badan kita di hari ke 120 setelah terjadinya pembuahan ketemunya spermatezoid dan ovum, kemudian umur 9- 10 bln kita dilahirkan, sebagaimana dlm ayat :
وَ اللّٰهُ أخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْأ … وَ جَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَ الأَبْصَارَ وَ الأَفْئِدَةَ َلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ (النحل ٧٨)
Alloh mengeluarkan kalian dari perut2 ibu kalian dimana kalian tdk tahu apa2, dan Dia menjadikan untuk kalian pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian bersyukur ...
Setelah itu kita masuk ke zona muhadoroh/syariat, kita diberi tahu tujuan penciptaan kita, Alloh bersabda:
وَ مَا خَلَقْتُ الجِنَّ وَ الْإِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ .. (الذاريات ٥٧)
Saya tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaku.
Alloh juga mengutus Nabinya untuk mengatur kehidupan berupa syariat.
(Syariat adalah segala peraturan, hukum, kewajiban, larangan, ..dst untuk mengatur kehidupan kita yg berkaitan dg badan yg bersifat jasmaniah/muhadhoroh/kelihatan, bab ibadah, Muamalat, munakahat, jinayat, ..dst termasuk juga UUD, UU, peraturan ..dst ciptaan Alloh melalui tangan ulil amriNya.
Di sini lah kita mulai kejebak, disangkanya kita beragama itu cuma sebatas itu, ber-putar2 di zona muhadhoroh dg menggunakan akal (IQ) sebagai alat untuk memperolehnya, dan disebut kaum intelektual pagi para pakarnya.
Padahal agama memiliki tiga pilar yg tdk boleh dipisahkan islam, iman dan Ihsan, dg alat utama masing akal, hati dan rasa (IQ, EQ dan SQ)
Akibatnya apa yang terjadi?
Ruh kita sedikit demi sedikit terbelenggu oleh hawa nafsu, Alloh swt bersabda:
زُيِّن لِلنّاسِ حُبُّ الشَّهَواتِ مِنَ النِّسَاءِ و البَنٌيْنَ و القَنَاطِيْر المُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبٌ و الفِضَّةِ و الخَيْلِ المُسَوَّمَةِ وَ الأَنْعَامِ وَ الحَرْثِ ...الٱية ..(ال عمران ١٤)
Dijadikan indah bagi (pandangan) manusia kecintaan apa2 yg diingini, yaitu wanita, anak, dan harta yg banyak dari emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang...
Kita jadinya bukan lagi mengabdi kepada Sang Khalik, tapi kita jadi budaknya hawa nafsu.
Alloh swt bersabda:
وَ مَا أُبَرٌّأُ نَفْسِى إِنَّ النَفْسَ لَأَمّارَةٌ بِالسُّوءِ ... ,اِلَّا ما رَحِمَ رَبٌّى ..(يوسف ٥٣)
Dan aku tdk membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kpd kejahatan, kecuali nafsu yg diberi rahmat oleh Tuhanku.
Bashiroh (mata hati) kita jadi gelap tertutup oleh kerak2 kemaksiatan ...


