(Islam, Iman dan Ihsan)
(1)
ISLAM
Keislaman dikaji dengan "ingatan" (dengan otak).
Kita mengingat syarat, rukun, kaidah, hukum, teori dst. dalam "zona muhadhoroh" kelihatan atau indrawi dengan kata lain "syareat"
Ini adalah kecerdasan intelektual (IQ)
Kita mengenal istilah orang2 intelektual untuk "orang2 kampus".
IMAN
Keimanan dikaji dengan "kesadaran" (dengan hati), kita menyadari adanya Alloh, para malaikat dan rosul dengan masing2 tugasnya, kita semua akan mati dst. dalam "zona mukasyafah" dg kata lain "thoriqoh"
Ini adalah kecerdasan Emosional (EQ) yang bisa membuahkan peduli sesama, peduli lingkungan, tidak mementingkan diri sendiri dst.
IHSAN
Keihsanan dikaji dengan "rasa" (bhs Jawa: Ngaji Roso), kita merasakan bahwa Alloh itu ada.
Mana bukti bahwa Alloh itu ada?
Jawaban : adanya alam semesta ini.
Sebelum adanya alam, bagaimana?
Jawaban : .....?
Tapi kalau kita jawab :
Alloh itu ada karena saya merasakan.
Ini dalam "zona Musyahadah" dengan kata lain "haqikat"
Pertanyaan: kita sudah masuk dalam zona ini belum?
Inilah kajian yang sedang kita bahas akhir2 ini ...
Selama ini (maaf) kita hanya mutar muter di zona muhadoroh/syariat kapan naiknya?
Tahu ilmunya dulu, baru diamalkan dan Istiqomah.
Mudah2an kita termasuk orang yang;
الذين يستمعون القول و يتبعون أحسنه، اولئك الذين هداهم الله ( الزمر ١٨)
Orang2 yg mendengar ucapan (ilmu), mereka org2 yg diberi petunjuk oleh Alloh ... Amin.
Itu kira2 Refleksi kita, walaupun sebenarnya (maaf) tidak pas seperti itu.
Wallohu 'alam.

